Kelahiran
dan Kematian Gatotkaca
Lahir dan mati karena
konspirasi, itulah Gatotkaca, Ksatria dari Pringgondani. Sebenarnya Gatotkaca
yang konon katanya punya otot kawat tulang besi sanggup menghabisi seluruh
balakurawa sendirian. Kesaktiannya yang ditempa Dewata di kawah Candradimuka di
puncak Gunung Jamurdipa membuat Gatotkaca memiliki ilmu kanuragan yang jauh
melebihi tokoh lainnya. Dikisahkan Gatotkaca hanya bisa ditandingi oleh
Sitija,Putra Batara Wisnu. Memiliki ayah dari kasta Ksatria dan ibu dari
golongan Raksasa membuat Gatotkaca memiliki kesaktian yang terasah dengan
baik.
Kelahiran Gatotkaca
pada awalnya adalah salah satu konspirasi dari Dewata untuk menghadapi kaum
raksasa yang ingin menggulingkan tahta Kahyangan. Konon, kesaktian kaum raksasa
hanya dapat dikalahkan oleh makhluk yang memiliki kesaktian dan kecerdikan di
saat bersamaan. Dan ini hanya dapat dimiliki oleh manusia yang terlahir dari
perkawinan Ksatria dengan kaum Raksasa. Karena itulah Dewata menyusun skenario
agar Bima menikahi Arimbi yang nantinya akan menjadi orangtua Gatotkaca. Dewata
pun tidak akan bisa menghadapi kesaktian Gatotkaca. Karena itulah para dewata
selain memberikan kesaktian yang maha dahsyat kepada Gatotkaca, dewata juga
menciptakan senjata sakti sebagai alat penghancurnya agar para dewata tetap
dapat mengontrol perilaku Gatotkaca.
Satu-satunya senjata
yang dapat membunuh Gatotkaca adalah Panah Kuntawijayandanu yang karena
kesalahan dewata jatuh ke tangan Adipati Karna, salah satu kerabat Kurawa dan
merupakan kakak satu ibu dari Pandawa. Adipati Karna yang dikenal juga dengan
sebutan Suryaatmaja atau Surya putra mendapatkan Senjata Panah Kuntawijayandanu
dengan bantuan ayahnya Batara Surya. Pada saatnya nanti Gatotkaca akan mati
dengan panah ini di medan perang Bharatayudha.
Karena sejak kecil
Gatotkaca telah dididik keras dan mendapatkan tugas yang sangat berat untuk
menjaga kedamaian negeri Amarta dan sekitarnya, serta negara yang di pimpinnya
sendiri, hal ini menyebabkan dia tidak memiliki masa kecil yang lazim seperti
anak-anak Pandawa lainnya. Setelah satu tahun dilahirkan, Gatotkaca sudah harus
mencabut leher seorang raksasa. Dengan wujud pemuda perkasa meskipun umurnya
baru satu tahun yang artinya masa kecil Gatotkaca sudah direnggut. Lebih mudah
bagi Gatotkaca untuk mencabut leher raksasa daripada mengungkapkan isi hatinya.
Tidak seperti kebanyakan tokoh wayang lainnya, Gatotkaca hanya memiliki satu
pasangan yaitu Pregiwa. Terlalu keras menjalani kehidupannya membuat hati
Gatotkaca sekeras batu.
Mungkin orang melihat
Gatotkaca sebagai sosok yang angkuh, namun hal ini tidaklah sepenuhnya benar.
Dia sangat perhatian kepada orang-orang yang dicintainya. Ibunya, pamannya
Kalabendana bahkan sepupunya sendiri Abimanyu bahkan melebihi kepada kakak
maupun adiknya sendiri. Angkuhnya perilaku Gatotkaca mungkin muncul karena dia
merasa harus selalu kuat untuk menjalankan tugasnya untuk mengamankan kerajaan
selama ditinggal oleh Pandawa untuk menjalani masa pembuangan.
Gatotkaca adalah
sosok pribadi yang menjalankan tata krama tanpa terlihat seperti merendahkan
diri sendiri. Dia sadar betul posisinya dan dia tahu bagaimana cara
memperlakukan orang lain. Seperti ayahnya Werkudara, Gatotkaca tidak pernah
berbicara dengan bahasa halus. Baik itu berbicara dengan Kresna, orangtuanya,
bahkan kepada Dewata. Angkuh tetapi tidak sombong, selalu menilai orang lain
dari perbuatan mereka.
Gatotkaca memiliki
rasa setia kawan yang sangat besar. Pernah suatu ketika dia harus menutupi
kebohongan Abimanyu yang hendak menikahi wanita lain. Meskipun tahu bahwa
Abimanyu telah berbuat salah, namun Gatotkaca tetap berusaha membelanya bahkan
sampai berujung kepada kematian paman yang paing dia sayangi yaitu Kalabendana.
Dalam perang
Bharatayudha, Gatotkaca tidak diperbolehkan turun ke medan perang secara
langsung. Dia hanya berjaga-jaga dari udara untuk memastikan tidak ada penyusup
masuk mengganggu perang suci tersebut. Gatotkaca hanya boleh turun apabila
dipanggil oleh Kresna. Hingga pada saatnya tiba, Kresna memerintahkan Gatotkaca
menyerang pasukan Kurawa. Sebenarnya posisi Pandawa masih dapat bertahan, namun
turunnya Gatotkaca selain untuk melemahkan pasukan musuh tetapi juga sebagai
pancingan agar Karna melepaskan panah Kuntawijayandanu. Hanya dengan tombak
inilah Arjuna dapat dikalahkan oleh karna.
Kesempatan ini tidak di sia-siakan oleh Kresna
untuk mengamankan posisi Arjuna, sepupu sekaligus adik iparnya. Sebelumnya
Gatotkaca tahu bahwa ajalnya sudah dekat namun dia tetap menjalankan perintah
dari Kresna demi menyelamatkan pamannya, Arjuna. Dan sebagai kebanggaan dia
menjadi pemimpin pasukan Pandawa seperti ayahnya, orang yang paling diteladani
dan ditiru oleh Gatotkaca. Lahir karena konspirasi, mati pun juga karena
konspirasi.
Banyak hal yang
sangat unik dari gatotkaca termasuk sisi lemahnya sebagai manusia disamping kekuatannya
sebagai seorang ksatria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar